StructuringYour Novel. New York. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahmah, Tri Mutia. 2015. "Ronggeng Dalam Kebudayaan Banyumas Dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA". Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Namunsetelah ia membaca novel Ronggeng Dukuh Paruk (RDP) ia menyadari, pandangan itu belumnya terwakili," jelas sastrawan Ahmad Tohari saat membuka wacana saat Temu Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara dengan tajuk Roh Kedaerahan dalam Pertumbuhan Sastra Indonesia di Auditorium Perpustakaan UIN Prof Dr KH Saifuddin Zuhri Purwokerto Kamis 28
Berikutini kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 sma halaman 120 dan 121, tentang novel ronggeng dukuh paruk, analisislah unsurnya. Bentuk negara indonesia adalah kesatuan. Iman kepada rasul memiliki arti. Kunci jawaban bahasa indonesia kelas 12 halaman 120 kegiatan 1. Mea (masyarakat ekonomi asean) merupakan perdagangan bebas yang .
Dalamnovel "Ronggeng Dukuh Paruk" pengarang (Ahmad Tohari) mengangkat cerita yang bertemakan tentang politik, sosial, dan ekonomi.Cerita ini dibuat saat terjadinya Gerakan 30 September Tahun 1965, dimana pengarang menjadi saksi hidup dan tersadar atas kejahatan yang dilakukan oleh PKI pada saat itu.
.
Unsur Kebahasaan Novel Ronggeng Dukuh Paruk from Unsur Intrinsik Unsur IntrinsikUnsur EkstrinsikUnsur StrukturalUnsur LinguistikUnsur StilistikKesimpulan Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah salah satu novel yang diangkat dari sebuah legenda lokal. Novel ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat di sebuah desa bernama Dukuh Paruk. Novel ini menggambarkan kehidupan masyarakat desa yang dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat tradisional. Unsur intrinsik novel ini meliputi alur, latar, tokoh dan tema. Alur novel ini berkisar tentang kisah cinta antara Ronggeng dengan Darsa dan konflik di antara mereka. Latar tempat novel ini berlangsung adalah di Dukuh Paruk, desa yang terletak di tepi hutan Gunung Lawu. Tokoh utama novel ini adalah Ronggeng, Darsa dan Mbojo. Sedangkan tema yang diusung oleh novel ini adalah kisah cinta yang dihantam oleh konflik dan budaya desa. Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik novel ini meliputi penulis, penerbit, tahun terbit dan bahasa. Penulis novel ini adalah Ahmad Tohari, seorang sastrawan dan penyair asal Indonesia. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Bentang Budaya pada tahun 1987. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris dan Jepang. Novel ini ditulis dalam bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dipahami. Unsur Struktural Novel Ronggeng Dukuh Paruk memiliki struktur yang cukup kompleks. Novel ini terdiri dari 40 bab yang terbagi menjadi lima bagian. Setiap bagian dibagi lagi menjadi beberapa subbagian. Struktur novel ini memiliki alur maju dan mundur yang memudahkan pembaca untuk memahami konflik dan kejadian dalam novel. Novel ini juga menggunakan konvensi narasi yang khas, yaitu narasi pengamatan, narasi bercerita, dan narasi dialog. Unsur Linguistik Novel Ronggeng Dukuh Paruk memiliki unsur linguistik yang sangat kaya. Novel ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Kata-kata yang digunakan dalam novel ini cenderung bersifat puitis dan khas, sehingga memberikan kesan khusus pada pembaca. Novel ini juga menggunakan bahasa yang berasal dari berbagai dialek, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Madura. Hal ini membuat novel ini semakin kaya dari segi linguistik. Unsur Stilistik Novel Ronggeng Dukuh Paruk memiliki unsur stilistik yang cukup kaya. Novel ini menggunakan berbagai gaya narasi, seperti gaya klasik, gaya modern, dan gaya lokal. Novel ini juga menggunakan bahasa yang khas dan melodi yang kuat, sehingga memberikan kesan khusus pada pembaca. Novel ini juga menggunakan berbagai macam jenis kalimat, seperti kalimat majemuk, kalimat kompleks, dan kalimat sederhana. Kesimpulan Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari menawarkan banyak unsur kebahasaan yang kaya dan variatif. Novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dipahami. Unsur intrinsik novel ini meliputi alur, latar, tokoh dan tema. Unsur ekstrinsik novel ini meliputi penulis, penerbit, tahun terbit dan bahasa. Struktur novel ini cukup kompleks dan memiliki alur maju dan mundur. Unsur linguistik novel ini sangat kaya dan kaya akan dialek bahasa. Novel ini juga menggunakan berbagai gaya narasi, seperti gaya klasik, gaya modern, dan gaya lokal. Melalui novel ini, Ahmad Tohari berhasil memperkenalkan kepada pembaca berbagai unsur kebahasaan yang kaya dan variatif.
Rina Arci Hasanah Universitas Singaperbangsa Karawang Dewi Murni Universitas Singaperbangsa Karawang Dian Hartati Universitas Singaperbangsa Karawang Abstract Laju perkembangan teknologi zaman sekarang nampaknya tidak mampu dihentikan. Teknologi mampu menawarkan berbagai platform yang menjadikan media kreasi lebih kreatif inovatif dibidang sastra. Siniar merupakan media baru yang sedang naik daun dan diperkenalkan melalui platform musik Spotify hingga dikenal dengan sebutan podcast. Siniar atau podcast mengemas karya sastra menjadi lebih ringkas dari karya sastra yang tadinya dinikmati dengan cara membaca kini bisa didengar melalui siniar. Terkait kemudahan dalam menikmati sastra apakah siniar bisa menjadi cara yang tepat untuk melestarikan sastra atau justru nantinya akan menurunkan minat baca pembaca karya sastra dan beralih ke siniar. Oleh karena itu perlu adanya kajian tentang perbandingan antara novel Ronggeng Dukuh Paruk dan siniar “Catatan Buat Emak” untuk mengetahui kesesuaian isi antara novel dengan siniar melalui analisis struktural. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana perbedaan siniar dan novel sehingga mampu mengemas novel yang tebal menjadi sandiwara suara yang ringkas dan menarik minat pendengar. Metode yang peneliti digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Peneliti menguraikan hasil kajian bandingan secara naratif yang berisi hasil analisis struktural antara novel dan siniar. Perbandingan kedua karya akan menghasilkan poin-poin pembeda antara novel dan siniar seperti tema, latar, penokohan, alur, hingga gaya bahasa kedua karya. Selain itu diuraikan juga nilai-nilai perempuan yang terdapat dalam karya sastra seperti a Citra Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat, dan b Peran Perempuan dalam lingkup sosial masyarakat. PDF Bahasa Indonesia How to Cite Hasanah, R., Murni, D., & Hartati, D. 2021. Analisis Struktural Novel ronggeng dukuh paruk Karya ahmad tohari dengan siniar “Catatan Buat Emak” Karya Sutradara Gunawan Maryanto Sebuah Kajian Bandingan. JURNALISTRENDI JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN, 61, 1-13.
Analisis Struktural dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Buku Pertama Dari Trilogi Oleh Ahmad Tohari Nama Luthfia Safitri NIM A1B113221 Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Lambung Mangkurat Menganalisis novel ronggeng dukuh paruk dengan cara memakai pendekatan struktural berguna untuk memudahkan pembaca dalam hal mencari unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel tersebut. Novel ini saya unggah memaluli situs internet, berisi 64 halaman. Untuk memaknai isi keseluruhan novel tersebut, berikut analisis strukturalnya. A. Unsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk a. Tema Masalah yang dibicarakan dalam cerita Sosok perempuan yang kehidupannya tergoyah karena pengaruh hukum adat di tempat dia tinggal Bukti “ Eh Rasus. Mengapa kau menyebut hal-hal sudah lalu? Aku mengajukan permintaan itu sekarang. Dengar rasus, aku akan berhenti menjadi ronggeng karena aku ingin menjadi istri seorang tentara. Engkaulah orangnya.” Tohari,Ahmad. 200863 “............. bahkan lebih dari itu. Aku akan memberi kesempatan kepada pedukuhanku yang kecil itu kembali kepada keasliannya. Dengan menolak perkawinan yang ditawarkan Srintil, aku memberi sesuatu yang paling berharga bagi Dukuh Paruk Ronggeng!” Tohari,Ahmad, 200864 b. Alur Jalan cerita Maju, mundur, gabungan Bukti alur Maju “ Jadi pada malam yang bening itu, tak ada anak Dukuh Paruk keluar halaman. Setelah menghabiskan sepiring nasi gaplek mereka lebih senang bergulung dalam kain sarung, tidur di atas balai-balai bambu. Mereka akan bangun esok pagi bila sinar matahari menerobos celah dinding dan menyengat diri mereka.” Tohari, Ahmad. 20087 Bukti alur mundur “ Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujan lebat. Dalam kegelapan yang pekat, pemukiman terpencil itu lengang, amat lengang.” Tohari,Ahmad, 200811 Bukti alur gabungan “ Dukuh Paruk dengan segalan isinya termasuk cerita Nenek itu hanya bisa ku rekam setelah aku dewasa. Apa yang ku alami sejak anak-anak kusimpan dalam ingatan yang serba sederhana.” Tohari,Ahmad, 200817 “ Lebih baik sekarang kuhadapi hal yang lebih nyala. Srintil sudah menjadi Ronggeng di Dukuh Paruk.” Tohari,Ahmad, 200819 “Tahun 1960 wilayah kecamatan Dawuan tidak aman.” Tohari,Ahmad, 200864 “ Sebagai laki-laki usia dua puluh tahun, aku hampir dibuatnya menyerah.” Tohari,Ahmad, 200863 c. Tokoh Orang yang berperan dalam cerita 1. Rasus 9. Nenek Rasus 2. Warta 10. Santayib Ayah Srintil 3. Dursun 11. Istri Santayib Ibu Srintil 4. Srintil 12. Dower 5. Sakarya Kakek Srintil 13. Sulam 6. Ki Secamenggala 14. Siti 7. Kartareja dan Nyai Kartareja 15. Sersan Slamet 8. Sakum 16. Kopral Pujo d. Penokohan/Watak Sifat pemain dalam sebuah novel 1. Rasus bersahabat, penyayang, pendendam, pemberani Bukti bahwa Rasus bersahabat “ Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 Bukti bahwa Rasus penyayang “ Suatu saat ku bayangkan emak ingin pulang ke Dukuh Paruk.” Tohari,Ahmad, 200849 Bukti bahwa Rasus pendendam “ Nenek menjadi korban balas dendamku terhadap Dukuh Paruk......” Tohari,Ahmad, 200847 Bukti bahwa Rasus pemberani “ Aku mengutuk sengit mengapa kopral Pujo belum juga muncul. Karena tidak sabar menunggu, maka timbul keberanianku” Tohari,Ahmad, 200861 2. Warta bersahabat, perhatian dan penghibur Bukti bahwa Warta bersahabat “ Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 Bukti bahwa Warta perhatian dan penghibur “Rasus, kau boleh sakit hati. Kau boleh cemburu. Tetapi selagi kau tak mempunyai sebuah ringgit emas, semuanya menjadi sia-sia.” Tohari,Ahmad, 200837 “Tidak apa-apa Warta. Percayalah sahabatku, tak ada yang salah pada diriku. Aku terharu. Suaramu memang bisa membuat siapa pun merasa begitu terharu.” Tohari,Ahmad, 200837 3. Dursun bersahabat Bukti bahwa Dursun bersahabat Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 4. Srintil Bersahabat, seorang ronggeng, agresif, Dewasa Bukti bahwa Srintil bersahabat “ Sebelum berlari pulang. Srintil minta jaminan besok hari Rasus dan dua orang temannya akan bersedia kembali bermain bersama.” Tohari,Ahmad, 20084 Bukti bahwa Srintil seorang Ronggeng “ ......., Srintil mulai menari. Matanya setengah terpeja. Sakarya yang berdiri di samping Kartsreja memperhatikan ulah cucunya dengan seksama. Dia ingin membuktikan bahwa dalam tubuh Srintil telah bersemayam indang ronggeng.” Tohari,Ahmad, 200810 Bukti bahwa Srintil agresif “ aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.” Tohari,Ahmad, 200838 Bukti bahwa Srintil dewasa “ dia tidak mengharapkan uang. Bahkan suatu ketika dia mulai berceloteh tentang bayi, tentang perkawinan.” Tohari,Ahmad, 200853 5. Sakarya Kakek Srintil Penyayang, tega Bukti bahwa Sakarya penyayang “dibawah lampu minyak yang bersinar redup. Sakarya, kamitua di pedukuhan kecil itu masih merenungi ulah cucunya sore tadi.” Tohari,Ahmad, 20088 Bukti bahwa Sakarya tega “Jangkrik!” sahutku dalam hati. “kamu si tua bangka dengan cara memperdagangkan Srintil.” Tohari,Ahmad, 200863 6. Ki Secamenggala nenek moyang asal Dukuh Paruk Buktinya adalah “hanya Sakarya yang cepat tanggap. Kakek Srintil itu percaya penuh Roh Ki Secamenggala telah memasuki tubuh Kartareja.....” Tohari,Ahmad, 200827 7. Kartareja dan Nayi Kartareja mistis, egois Bukti bahwa Kartareja dan Nyai Karateja mistis “Satu hal disembunykan oleh Nyai Kartareja terhadap siapa pun. Itu ketika dia meniuokan mantra pekasih ke ubun-ubun Srintil.” Tohari,Ahmad, 20089 “Tiba giliran bagi Kartareja. Setelah komat-kamit sebentar, laki-laki itu memberi aba-aba....” Tohari,Ahmad, 200826 8. Sakum hebat Bukti bahwa Sakum hebat “ Sakum, dengan mata buta mampu mengikuti secata seksama pagelaran ronggeng.” Tohari,Ahmad, 20089 9. Nenek Rasus linglung Bukti bahwa Nenek Rasus pikun “ Ah, semakin tua nenekku. Kurus dan makin bungkuk. Kasian, Nenek tidak bisa banyak bertanya kepadaku. Linglung dia.” Tohari,Ahmad, 200862 10. Santayib Ayah Srintil bertanggungjawab, keras kepala Bukti bahwa Santayib bertanggungjawab “ Meski Santayiborang yang paling akhir pergi tidur, namun dia pulalah pertama kali terjaga di Dukuh Paruk.....” Tohari,Ahmad, 200812 Bukti bahwa Santayib keras kepala “Kalian, orang Dukuh Paruk. Buka matamu, ini Santayib! Aku telah menelan seraup tempe bongrek yang kalian katakan beracun. Dasar kalian semua, asu buntung! Aku tetap segar bugar meski perutku penuh tempe bingrek. Kalian mau mampus, mampuslah! Jangan katakan tempeku mengandung racun......” Tohari,Ahmad, 200815 11. Istri Santayib Keibuan, prihatin Bukti bahwa Istri Santayib keibuan “ Srintil bayi yang tahu diri. Rupanya dia tahu aku harus melayani sampean setiap pagi.” Tohari,Ahmad, 200812 Bukti bahwa Istri Santayib prihatin “Srintil kang. Bersama siapakah nanti anak kita, kang?” Tohari,Ahmad, 200816 12. Dower mengusahakan segala macam cara Bukti bahwa Dower mengusahakan “ pada saja baru ada dua buah perak. Saya bermaksud menyerahkannya kepadamu sebagai panjar. Masih ada waktu satu hari lagi. Barangkali besok bisa kuperoleh seringgit emas.” Tohari,Ahmad, 200834 “Aku datang lagi kek. Meski bukan sekeping ringgit emas yang kubawa, kuharap engkau mau menerimanya.” Tohari,Ahmad, 200841 13. Sulam penjudi dan berandal, sombong Bukti bahwa Sulam penjudi dan berandal “ Dia juga kenal siapa Sulam adanya; anak seorang lurah kaya dari seberang kampung. Meski sangat muda, Sulam dikenal sebagai penjudi dan berandal.” Tohari,Ahmad, 200842 Bukti bahwa Sulam sombong “ Sebuah pertanyaan yang menghina, kecuali engkau belum mengenalku. Tentu saja aku membawa sebuah ringgit emas. Bukan rupiah perak, apalagi kerbau seperti anak pecikalan ini.” Tohari,Ahmad, 200842 14. Siti alim Bukti bahwa Siti alim “hw, jangan samakan Siti dengan gadis-gadis di Dukuh Paruk. Dia marah karena kau memperlakukannya secara tidak senonoh.” Siti meleparkan singkong ke arah Rasus Tohari,Ahmad, 200850 15. Sersan Slamet penyuruh, tegas Bukti bahwa Sersan Slamet penyuruh “Pekerjaan logam serta barang lainnya diangkat ke atas pundak dan kubawa ke sebuah rumah....” Tohari,Ahmad, 200854 Bukti bahwa Sersan Slamet tegas “Katakan; ya! Kami tentara. Kami memerlukan ketegasan dalam setiap sikap,” kata Sersan Slamet tegas Tohari,Ahmad, 200855 16. Kopral Pujo penakut Bukti bahwa Kopral Pujo penakut “ mengecewakan. Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku......” Tohari,Ahmad, 200860 e. Latar Waktu Waktu terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerita - Sore hari “ ketiganya patuh. Ceria dibawah pohon nangka itu sampai matahari menyentuh garis vakrawala.” Tohari,Ahmad, 20087 - Malam hari “ jadi pada malam yang bening itu, tak ada anak Dukuh Paruk yang keluar halaman...” Tohari,Ahmad, 20087 - Pagi hari “ menjelang fakar tiba, kudengar burung sikakat mencect si rumpun aur di belakang rumah.” Tohari,Ahmad, 200863 f. Latar Tempat Tempat terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerita - Di bawah Pohon Nangka “ Di pelataran yang membatu di bwah pohon nangka....” Tohari,Ahmad, 20086 - Di Pekuburan Dukuh Paruk“ Selesai bermain satu babak, rombongan ronggeng bergerak menuju pekuburan Dukuh Paruk.....” Tohari,Ahmad, 200826 - Pasar Dawuan “ Pasar Dawuan demi sedikit merenggangkan hubunganku dengan Srintil.” Tohari,Ahmad, 200850 - Di Hutan “ Sampai di Hutan perburuan langsung dimulai....” Tohari,Ahmad, 200856 g. Latar Suasana Suasana yang terjadi dalam sebuah cerita - Ceria “ Ketiganya patuh, ceria di bawah pohon nangka itu berlanjut sampai matahari menyentuh garis cakrawala.” Tohari,Ahmad, 20087 - terkesima “ penonton menunda kedipan mata ketika Srintil bangkit....” Tohari,Ahmad, 200810 - panik “ Dalam haru-biru kepanikan itu kata-kata wuru bongkrek mulai di teriakkan orang.” Tohari,Ahmad, 200813 h. Sudut Pandang Pembawaan suatu cerita - Mulai dari halaman 4 17 Sudut pandang yang di gunakan adalah orang ketiga serba tahu karena dapat dibuktikan seolah-olah pembawa cerita mengetahui apa yang sedang terjadi pada saat itu “Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki bersusah-pauah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 - Mulai dari halaman 17 selsai sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama sebagai pelaku utama, karena dalam cerita dapat dibuktikan tokoh utama lebih banyak menceritakan tentang kehidupannya sejak kecil hingga akhirnya menjadi dewasa. Sejak Rasus berumur empat belas tahun sampai dia berhasil menjadi tentara di usia dua puluh tahun. i. Gaya bahasa Ciri-ciri pembawaan bahasa yang terdapat dalam cerita Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa. Uluk-uluk perkutut manggung Teka saka negndi, Teka saba tanah sabrang Pakanmu apa Pakanku madu tawon Manis madu tawon, Ora manis kaya putuku, Srintil Tohari,Ahmad, 200810 j. Amanat Pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca Jangan gampang terpengaruh dengan keadaan duniawi karena suatu saat penyesalan akan datang dalam hidupmu, segala sesuatu akan kembali kepadaNya. Kehidupan fana dalam hura-hura dunia dapat mencekam masa depanmu! B. Unsur Ekstrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk a. Keagamaan relegius Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karema warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya b. Kebudayaan Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang c. Sosial Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk - Latar belakang pengarang Ahmad Tohari adalah sebuah nama besar dan langka di dalam khasanah kesusastraan Indonesia. Dari karya sastra yang saya baca, nama Ahmad Tohari langgeng dan cepat nempel di kalangan pembaca. Ketika mendengar namanya, maka asosiasi yang muncul dari pengarang ini adalah lokalitas, tema keislaman, dan nilai kehidupan kesederhanaan. Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
struktur novel ronggeng dukuh paruk